Seharusnya benteng ini dulu megah sekali, tapi yang sekarang tiada sisa-sisa kemegahannya. Padahal dulu benteng ini sangat strategik dan boleh mengawasi seluruh Melaka. Dari benteng inilah lima abad lalu Mayor Kota Melaka menghadang pasukan Pati Unus dan seterusnya menahan gempuran pasukan Aceh, Johor dan Demak. Teknik rancang bangun bangsa Portugis-lah yang lantas menjadi kunci kukuhnya benteng ini.
Berdasarkan peta kuno Melaka, benteng ini berada di tepi muara sungai dan garis pantai Melaka. Walau begitu lokasi benteng ini tidak tersembunyi, terlindungi garis pantai dan muara. Lokasinya sesuai sebagai benteng pengintai kerana terletak di ketinggian, selain itu benteng ini di reka bentuk agar Portugis mudah mengawal area kota sekaligus mengawasi daerah lepas pantai dan selat Melaka.
Pada beberapa lawatan seterusnya ditemukanlah parit pelindung benteng, serta beberapa pondasi dari bastion – bastion besar yang dulunya menjadi bahagian dari benteng ini. Sama dengan struktur benteng-benteng di Eropah zaman pertengahan yang besar, kukuh dan rumit. Konon benteng ini dibangun dengan cepat karena Alfonso d’Alburqueque ingin segera menyelesaikan benteng ini sebelum adanya penyerbuan dari kesultanan lain ke Melaka.
Menurut cerita, Alfonso d’Alburqueque kemudian memerintahkan ribuan budak menyelesaikan A Famosa. Sesuai strukturnya ada menara-menara, rumah sakit, gudang amunisi dan gereja. Terbayang betapa besarnya A Famosa di masa lalu. Hanya Benteng A Famosa sekarang hanyalah menyisakan keruntuhan kecil dan area sekitarnya menjadi ruang terbuka untuk orang awam. Benteng ini hanya tinggal tapak dan itulah bahagian dari benteng yang selamat dari kehancuran.
Kisah benteng ini memang cukup ironik, Kota A'Famosa ini sudah melindungi Melaka lebih kurang tiga abad sebelum akhirnya Inggris datang dan meratakan benteng ini pada abad ke – 19 melalui Gubernur Jenderal Pahang. Benteng ini tampaknya akan rata dengan tanah sehingga akhirnya Sir Thomas Stamford Raffles menyelamatkan benteng ini dari kehancuran dengan memerintahkan penghentian penghancuran A Famosa dan menyisakan keruntuhan bangunan yang masih tersisa sampai sekarang.
Namun dari keruntuhan A Famosa ada beberapa cerita yang menarik. Saya menuju bahagian depan, pada pintu gerbang terdapat ornamen yang masih ketara dilihat dengan mata kasar walaupun sebenarnya ornamen tersebut sudah berssusah payah menahan gempuran zaman yang mengikisnya perlahan.
Ornamen pertama yang berada di lengkung pintu gerbang tersebut dibuat oleh Belanda setelah mereka mengambil alih Melaka dari tangan Portugis. Belanda memang pernah menakluk Melaka dengan bantuan dari Kesultanan Johor dan Aceh. Lalu Melaka menjadi tanah kekuasaan kongsi dagang Belanda, kemudian pada 1670 Belanda merenovasi A Famosa memberi ignisia berupa tulisan Anno 1670 pada lengkung pintu gerbang Porta de Santiago.
Lalu dalam Iengkungan itu juga di tengah lengkungan terdapat ornamen topeng, sekilas tampak seperti topeng-topeng Suku Inca. Di atas lengkungan gerbang terdapat ornamen yang dikatakan adalah simbol kongsi dagang Hindia Belanda zaman dahulu.
Beruntung juga Raffles memerintahkan penghancuran benteng ini dihentikan ketika Melaka menjadi koloni Inggris. Beliau ini memang mencintai sejarah dan tak ingin jejak sejarah bangsa Portugis musnah. Setidaknya bahagian dari A Famosa ini, Porta de Santiago yang konon adalah karya arsitektur Eropah pertama di Asia Tenggara masih bisa terselamatkan. Bayangkan jika reruntuhan benteng ini juga dihancurkan maka bangunan yang begitu berharga ini boleh musnah dan tak ada lagi bukti struktur di era awal penaklukkan Portugis di Malaka.
No comments:
Post a Comment